Perkembangan Industri dan Teknologi Manufaktur masa kini ditandai dengan hadirnya Industri 4.0. Hal ini sejalan dengan berkembangnya konektivitas internet (IOT), kecerdasan buatan, teknologi digital, dan integrasi sistem dalam berbagai aspek produksi serta kehidupan manusia. Pembahasan hangat ini dikupas tuntas pada 4 Juni 2024, dalam seminar The Industrial Network Business Forum dengan tema “Industry 4.0 Innovation & Technology Update” pada Pameran Machinex di Jiexpo Kemayoran.
Implementasi Industri 4.0 dewasa ini berperan terhadap berbagai macam aspek kehidupan, salah satunya dalam dunia manufaktur. Tender Indonesia mengajak narasumber ahli dibidangnya untuk mengupas lebih dalam mengenai pengaruh dan implementasi Industri 4.0. Terdapat 4 pembicara yang terdiri dari Kementerian Perindustrian (PIDI), Propan Raya, EDGE DC, dan Starlink Indonesia.
Seminar dibuka oleh Ibu Retha selaku perwakilan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Beliau memaparkan mengenai kesiapan pemerintah dalam menghadapi Industri 4.0. Untuk meningkatkan SDM, Kemenperin akan memberikan training dan pelatihan yang berkaitan dengan dengan perkembangan Industri 4.0, hal ini bertujuan untuk meningkatkan value dari SDM Indonesia. “Industri 4.0 ini tidak membunuh pekerjaan, tetapi mengalihkan pekerjaan menjadi pekerjaan yang lebih ekspert. Dengan ini, SDM bisa lebih IOT bisa menciptakan efisiensi pekerjaan dan efektivitas hingga meningkatkan revenue,” tambah Retha.
Selanjutnya Propan Raya diwakili oleh Kris Adidarma selaku CEO Propan Raya membawakan mengenai implementasi Industri 4.0 di dunia manufaktur. Secara garis besar Kris Adidarma memaparkan terkait sistem operasi Propan Raya dalam mengadopsi Industri 4.0, yakni IoT on Manufacturing, Big Data & Analytics, Artificial Intelligence (AI) & Machine Learning, Automation & Robotics, Smart Factories, Cybersecurity, dan Future Trends & Innovation
With Technology 4.0, What We Do?
Pada kesempatan ini, Kris Adidarma memaparkan penerapan IoT (Internet of Things) dalam dunia manufaktur untuk memungkinkan pengawasan dan pengendalian mesin secara real time sehingga memberikan efisiensi waktu, mengurangi waktu henti, serta meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, Propan Raya mengembangkan sendiri inovasi teknologi bernama Propan Order Customer (POC) yang mengkoneksikan SAP Server dengan sistem Sales Force Automation (SFA) yang membantu dalam manajemen pelanggan, pelacakan penjualan, analisis data, dan pengelolaan hubungan dengan pelanggan, serta sistem Transformation Management System (TMS) yang memberikan visibilitas penuh terhadap operasi transportasi dan memastikan pengiriman barang tepat waktu, efisien, dan hemat biaya.
Selain itu, Propan Raya mengembangkan sendiri aplikasi yang terhubung dengan mesin tinting yang meng-update dan maintain 2000 mesin dengan cepat. Sistem inovasi ini bisa menghubungkan dan memantau operasi mesin tinting di seluruh Indonesia hanya melalui satu smartphone, ini merupakan sistem pertama di dunia.
Salah satu manfaat Industri 4.0 lainnya adalah penggunaan big data dan analitik di Propan Raya yang memungkinkan mendeteksi dini cacat produksi serta memastikan produk akhir yang berkualitas tinggi. Propan Raya juga menekankan inovasi teknologi Rapid Production System (RPS) satu-satunya di Asia Pasifik yang menjadikan proses produksi lebih efisien, menghasilkan cat yang lebih halus, konsisten, dan jauh lebih cepat. Dengan adanya sistem ini juga memungkinkan produksi cat yang berjumlah masiv hanya oleh dua orang operator.
Menurutnya, perkembangan Industri 4.0 berdampak positif terhadap produktivitas dan mendorong inovasi dari berbagai sektor industri tidak hanya manufaktur. “Industri 4.0 merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang perlu dihadapi dan tidak bisa dihindari. Ini saatnya kita untuk siap beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan dengan harapan menjadi perusahaan yang lebih maju dan efisien,” ucap Kris Adidarma.
Seminar dilanjut dengan pemaparan dari Anthony Jauw Wakudin selaku VP Sales & Marketing dari EDGE DC. Perusahaan ini berfokus terhadap pertumbuhan data center untuk mendukung 4.0. Lalu dilanjut pemaparan dari Maulana Setiawan selaku perwakilan dari PT Nusantara Star Connect – Starlink.
Perkembangan jaringan internet ini telah didukung oleh Starlink yang menggunakan ribuan satelit kecil yang diletakkan di orbit rendah bumi untuk menciptakan jaringan internet global. Hal ini menjadi perkembangan yang luar biasa dalam dunia konektivitas di era sekarang berkat kecepatan Starlink yang lebih pesat dibanding satelit manual sebelumnya.
Transformasi digital melalui Industri 4.0 membuka peluang dalam segala bidang industri untuk kemajuan negara. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menyikapi kemajuan teknologi agar tidak tertinggal, tetapi justru mendapat manfaatnya menuju Indonesia Emas di tahun 2030. Propan Raya terus berkomitmen untuk mewujudkan visi pemerintah Indonesia dalam “Making Indonesia 4.0″ melalui kolaborasi dengan semua stakeholder.